Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

Hujan dan Aku

Kemarin hujan turun dengan derasnya seolah bisa menghantam apa saja yang ada di hadapannya. Berhari-hari ia turun dan sempat kebingungan kapan dan bagaimana akan berhenti, sampai hujan itu melihat lantai yang tak basah. Ketika bersimpuh di atas lantai, hujan itupun kembali turun dengan deras namun dengan beraturan dan tulus. Selang beberapa lama hujanpun bisa berpikir jernih. Lalu ia menyadari bahwa bunga yang ia siram dengan derasnya sebelumnya kini menjadi lebih indah, cuaca nampak cerah seakan tak terjadi apa-apa kemarin, dan pelangipun muncul. Seolah hujan menghalangi manusia untuk menikmati keindahan itu semua. Kadang hujanpun dianggap beban dan halangan karena mengganggu aktivitas seseorang. Aku adalah hujan dan kau adalah bunga, cuaca cerah, pelangi, dan seorang yang terganggu itu. Aku melihat kau tampak sangat bahagia kini, tak nampak kesedihan diwajahmu, kau terlihat sangat bahagia. Syukurlah pikirku. Syukurlah hanya aku yang merasakan sesak itu. Syukurlah kau bisa tertaw